SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Tuesday, March 3, 2015

Harga Beras Normal, Praktik Mafia Mengendur.

CNG.online: - Jakarta saat terjadi lonjakan harga beras dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah kuat menduga ada praktik mafia beras.

Seiring dengan berangsur normalnya harga beras setelah gelontoran operasi pasar 300 ribu ton dan dimulainya masa panen di sejumlah daerah, pemerintah berharap usaha mafia mengendur dengan sendirinya.

Presiden Joko Widodo yang menggelar rapat terbatas tentang masalah beras di Istana Negara, kemarin, tidak secara khusus membahas masalah mafia beras sebagai salah satu penyebab tingginya harga beras.

Masalah lonjakan harga beras, menurut Presiden, lebih disebabkan ketidaknormalan alias persoalan distribusi.

Selain itu, faktor mundurnya masa panen dari jadwal sebelumnya juga berimbas pada pasokan.

"Kami enggak ngerti ada permainan atau tidak, tetapi kami terus mencari (mafia beras). Tapi (yang jelas beras) terus kami pasok," kata Jokowi saat berkunjung ke ruang wartawan Istana Negara, tadi malam.

Hanya, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil berpandangan harga beras yang melambung belakangan ini lebih disebabkan faktor supply and demand.

Menurutnya, ketidaknormalan harga beras hanya terjadi di Jakarta dan di beberapa daerah saja.

"Itu karena kita kurang supply. November dan Desember memang tidak ada raskin karena raskin telah dijamak pada bulan-bulan awal 2014," jelas Sofyan.

Perum Bulog tidak membantah adanya praktik beras oplosan yang dilakukan mafia beras seperti hasil investigasi yang diberitakan Media Indonesia, Senin (2/3).

"Tetapi kami belum menemukan adanya kebocoran beras Bulog yang masuk ke pasar tanpa melalui operasi pasar," ujar Sekretaris Perusahaan Bulog Djoni Nur Ashari, kemarin.

Pun begitu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengkritisi peran Bulog dalam pemegang kendali distribusi beras nasional.

"Saya kira kalau Bulog memainkan peran dengan baik, semua akan berjalan dengan baik. Lalu kenaikan harga beras juga dapat dicegah," ujarnya saat dihubungi.

Rusman menambahkan, kenaikan beras saat ini bukan disebabkan Bulog. Ia menilai musim panas dan hujan yang tidak bisa diperkirakan menjadi salah satu penyebab utama, bukan disebabkan mafia beras.

Mantan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, berpendapat kenaikan harga beras tidak semata-mata ulah mafia beras.

"Kan, belum ada konfirmasi bahwa mafia beras itu ada," ujarnya.

Perbaiki sistem
Dugaan adanya mafia beras datang dari Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang melakukan sidak di Pasar Induk Cipinang.

Saat sidak itu, ia menemukan adanya penimbunan dan pengoplosan beras Bulog yang dilakukan salah satu pedagang.

Rachmat mengaku dugaan adanya mafia beras itu tidak dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi.

Untuk mengantisipasinya, ia memilih perbaikan mekanisme secara paripurna.

"Kita perbaiki sistem secara keseluruhannya," ujarnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, Ketua Umum Wahana Masyarakat Tani Indonesia Agusdin Pulungan secara gamblang memaparkan praktik penyelewengan beras yang dilakukan mafia beras di Pasar Induk Cipinang yang dikenal dengan jaringan semut.

No comments:

Post a Comment